Minggu, 07 Maret 2010

FAQ PPAN 2015

Q : Apakah PPAN 2015 hanya bisa diikuti oleh Mahasiswa saja?
A : Tidak, PPAN terbuka untuk Pemuda berusia 18-30 tahun, baik mahasiswa, bekerja, atau tidak bekerja, dengan pendidikan minimal lulusan SMA se-derajat.

Q : Bagaimana cara mendaftar PPAN ?
A : Pendaftaran PPAN dapat dilakukan melalui link ini. Silahkan dilengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan.


 Q : Apa saja yang perlu dituliskan di dalam CV?
A : Tidak ada acuan spesifik terkait model CV yang diminta, pendaftar diberikan kebebasan dalam menyusun CV nya se-kreatif dan se-informatif mungkin.


 Q : Bagaimana mengenai penulisan Esai Kepemudaan? apakah harus dalam bahasa inggris?
A : Esai kepemudaan diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. tidak ada aturan spesifik tentang kriteria esai. yang jelas, Esai mengacu pada tema dan sub-tema yang diberikan. serta terdiri dari 500-1000 kata dan dalam format Docs. atau pdf.

Q : Apakah saya harus menguasai bahasa Inggris untuk bisa mengikuti seleksi PPAN ini?
A : kriteria penguasaan bahasa inggris minimal pasif. dan bukan menjadi satu-satunya penilaian untuk menjadi Duta Sulbar.

Q : Kapan kuota negaranya akan diumumkan ?
A : Kuota terkait jumlah tiap negara untuk masing-masing program akan mengacu pada SK Kemenpora . dan akan segera diumumkan melalui blog, facebook, dan twitter sesaat telah diterbitkannya SK oleh Kemenpora

Q : Apa saja yang harus dipersiapkan untuk penampilan seni budaya saat seleksi?
A : Semua bakat dan keterampilan baiknya disiapkan untuk ditampilkan. Baik itu tari-tarian, puisi, menyanyi, Akrobat, Desain, dan segala macam keahlian yang dimiliki oleh calon peserta.


Q : Saya tinggal di luar Sulawesi Barat, apakah saya bisa mendaftar seleksi?
A : Ya, selama anda memiliki identitas Sulawesi Barat

Q : Dimana seleksi akan diadakan ?
A : Tempat Seleksi masih tentatif. dan akan di umumkan setelah pengumuman peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi telah di umumkan. dan akan di informasikan melalui Blog, FB, Twitter dan email.

Selasa, 09 Februari 2010

ASEAN Student Visit India (ASVI)

ASEAN Student Visit India (ASVI)  adalah salah satu Program pertukaran pemuda antar Negara oleh Kemenpora Republik Indonesia. India adalah sebagai tuan rumah dalam program ini. ASVI bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Mahasiswa ASEAN tentang ekonomi India dari pandangan titik makro dan mikro ekonomi. Tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi program ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Negara-negara ASEAN dan India.

ASVI adalah sebagian besar tentang kewirausahaan. Sebagian besar agenda program adalah kunjungan ke perusahaan/pabrik dan forum diskusi. ASVI 2014 kelompok 1 terdiri dari Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Laos. Peserta memiliki kesempatan untuk mengunjungi beberapa perusahaan besar seperti Toyota, INFOSYS, kelompok Harsha dll. Kami juga memiliki kesempatan untuk memiliki interaksi dengan CEO muda CII dan beberapa dari pemangku kepentingan perusahaan besar seperti BOSCH.

Ada juga beberapa agenda yang lebih seperti kunjungan kampus seperti India Manajemen Institut Bangalore dan Ahmadebad, mengunjungi rumah sakit di New Delhi, dan beberapa situs bersejarah seperti Kuil Krisna, mahatma Gandhi Museum, Pasar Tradisional  New Delhi dan Great Taj Mahal

Minggu, 07 Februari 2010

China - Indonesia Youth Exchange Program (CHIYEP)

China - Indonesia Youth Exchange Program (CHIYEP) merupakan salah satu program baru Pertukaran Pemuda Antar Negara yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Tahun 2011 menandai dilaksanakannya program ini untuk pertama kali.
Selama sepuluh hari di China, peserta belajar mengenai pembangunan dan pemberdayaan pemuda di China. Selain kunjungan kenegaraan ke KBRI Beijing dan All-China Youth Federation, peserta juga berkesempatan mengunjungi Bao Shu Tang Sci-Tech Pharmaceutical Company, Summer Palace, Silk Market,  Forbidden City, dan Tiananmen Square.
  • Courtesy Calls atau kunjungan kehormatan ke Presiden/Wakil Presiden/Perdana Menteri dinegara-negara tujuan. Biasanya pada kegiatan ini bentuk-bentuk gift yang berupa plakat/ vandel atau lambang provinsi maupun kerajinan khas dari provinsi Kepulauan Riau sangat dibutuhkan karena barang-barang tersebut akan ditukarkan dengan tempat atau negera yang dikunjungi.
  • Institutional Visit atau kunjungan ke instansi-instansi.
  • Homestay in Program in Foster Family, dimana para peserta ditempatkan dirumah orang tua angkat (host-parents), untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat dan kebudayaan setempat serta untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. 

Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan CHIYEP dari Indonesia seluruhnya berjumlah 10 (sepuluh) orang, meliputi 5 orang pemuda dan 5 orang pemudi. Peserta kegiatan CHIYEP berasal dari 10 provinsi di Indonesia, dimana masing-masing provinsi mengirimkan satu perwakilan pemuda / pemudi untuk mengikuti program ini melalui seleksi di provinsi masing-masing yang diselenggarakan Dispora provinsi.

Indonesia - Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP)


Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Malaysia (PPIM) atau juga sering disebut sebagai Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP) merupakan salah satu implementasi dariMemorandum of Understanding antara pemerintah Indonesia dan Kementrian Belia dan Sukan Malaysia. Program ini telah dilaksanakan sejak ditanda tanganinya nota kesepahaman antara duta besar republik indonesia dengan kementerian Belia dan Sukan Malaysia pada tahun 1979.

Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk saling belajar dan bertukar pengalaman dari kedua negara khususnya dan dunia internasional umumnya. Program ini membutuhkan dukungan dan peran aktif dari pemuda-pemudi Indonesia-Malaysia. Untuk itu delegasi yang diutus dari tiap negara memiliki kemampuan dan kemauan untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan di daerah, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada negara dalam aksi konkret, saran, rekomendasi, serta feedback dari program ini untuk pengembangan program dimasa mendatang. Adapun lingkup pembelajaran pertukaran pemuda dalam IMYEP 2013 adalah enterprenurship, kepemudaan, dan kepemimpinan.


Tujuan Umum
  • Untuk meningkatkan persahabatan dan saling pengertian antar pemuda kedua negara;
  • Memberikan kesempatan lebih luas kepada pemuda untuk saling mengenal lebih dekat tentang kebudayaan, adat istiadat, sosial ekonomi kedua negara;
  • Mengembangjan jiwa nasionalisme;
  • Membangun sikap tolerean, kreatif dan mandiri.

Tujuan Khusus

Secara khusus program ini bertujuan agar pemuda Indonesia dapat:

  • Lebih bertanggung jawab, dewasa dalam berfikir dan bertindak;
  • Meningkatkan semangat nasionalisme dalam kehidupan dunia yang semakin mengglobal;
  • Membangun dan mengembangkan sikap kritis, kreatif;
  •  Menumbuhkan jiwa empati terhadap sesama.

Setelah mengikuti program perukaran pemuda Indonesia – Malaysia, mereka mampu :

  • Mengembangkan pemikiran dan wawasan baru dalam memajukan kegiatan kepemudaan;
  • Memperluas dan memperkuat kerjasama antar kedua negara dalam berbagai bidang;
  • Meningkatkan activitas kepemudaan yang memberi nilai tambah bagi kemandirian, krativitas dan wawasan kebangsaan.
  • Malakukan pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda melalui kegiatan nyata diberbagai bidang.
Peserta dari Indonesia berjumlah berjumlah 33 orang yang merupakan utusan masing-masing Provinsi di Indonesia ditambah 2 national leader dari Kementrian Pemuda dan Olahraga. Sedangkan Peserta dari Malaysia berjumlah 24 Orang dengan satu orang national leader dari Kementrian Belia dan Sukan.

Indonesia - Australia Youth Exchange Program (AIYEP)


Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) atau juga dikenal dengan singkatan PPIA (Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia) telah berlangsung sejak tahun 1981 dan terselenggara berkat kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia. Di Australia AIYEP didanai dan dikelola oleh Australia – Indonesia Institute di Department of Foreign Affairs and Trade dan program DFAT yaitu Australian Aid. Koordinator Australia TCN (The Communications Network), sebuah konsultan yang memiliki fokus khusus pada proyek-proyek bilateral dengan Indonesia.

Di Indonesia, AIYEP dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). AIYEP memberikan kesempatan yang luas bagi pemuda dari Indonesia dan Australia untuk belajar lebih dalam tentang kedua negara yang bertetangga dekat ini sehingga kelak diharapkan timbul rasa memahami dan menghargai budaya dan cara hidup yang berbeda melalui “people to people contact” dan pada akhirnya pemahaman antarbangsa dan budaya melalui program ini mencapai tujan utamanya yakni terjalinnya hubungan bilateral yang baik diantara kedua negara. Para peserta AIYEP diharapkan untuk menggali potensi dirinya dan mengembangkan dirinya sedemikian rupa untuk menjadi pemimpin masa depan dan  memberikan kontribusi yang signifikan untuk perbaikan hubungan antara Australia dan Indonesia.

Peserta AIYEP berjumlah 36 orang; 18 peserta dari Australia yang berasal dari berbagai negara bagian dan terdiri dari 9 peserta laki-laki dan 9 peserta perempuan, dan 18 peserta berasal dari 18 provinsi di Indonesia yang terdiri dari 9 peserta laki-laki dan 9 peserta perempuan. 

Para peserta AIYEP dari 18 provinsi di Indonsia menjalani tahapan Pre-Departure Training yang diadakan di Jakarta selama 10 hari. Selama tahapan ini, peserta diberikan pembekalan materi dari narasumber-narasumber yang kompeten dan sangat menginspirasi, juga melalui diskusi kelompok yang dibimbing oleh para alumni AIYEP yang bertindak sebagai panitia pelaksana dan mendapatkan kepercayaan penuh dari Kemenpora untuk mempersiapkan peserta dalam menjalani program selama 4 bulan. Peserta juga diberikan arahan dan bimbingan dari alumni AIYEP untuk mempersiapkan tari-tarian dan lagu-lagu daerah Indonesia untuk diperkenalkan, di promosikan, dan ditampilkan dalam kegiatan Cultural Performance yang biasanya di gelar satu hari selama seminggu di tempat-tempat yang telah ditetapkan; perguruan tinggi, sekolah-sekolah ataupun instansi tertentu di Australia maupun di Indonesia.

Terdapat 2 fase di AIYEP; 2 bulan fase Australia dan 2 bulan fase Indonesia. Masing-masing fase dibagi menjadi 2, yakni fase kota, dan fase desa. 

Seperti yang telah disebutkan diatas, tujuan dari AIYEP adalah ‘kesepahaman antarbudaya’ (cross cultural understanding). Peserta wajib memperkenalkan budaya bangsa Indonesia dan wajib bersikap terbuka untuk belajar dan memahami budaya orang lain. Kata ‘budaya’ disini bukan tentang tari-tarian saja, melainkan dalam arti yang lebih mendalam; gaya hidup, sikap, cara berfikir, kehidupan sosial, dsb.


Berikut ini adalah kegiatan yang dilaksanakan selama program berlangsung.

  • Courtesy Call Kegiatan ini merupakan kegiatan berupa kunjungan ke instansi-instansi pemerintahan.
  • Institutional Visit, ramah tamah dengan para pemuda negara setempat dan instansi terkait.
  • Work Placement, Bekerja di instansi – instansi terkait sesuai minat dan keahlian.
  • Culture Performance, Penampilan seni dan budaya masing – masing negara.
  • Community Development, Berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat di kawasan tertinggal
  • Home-stay Program in Foster Family dimana para peserta ditempatkan dirumah orang tua angkat (host-parents), untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat dan kebudayaan setempat serta untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia.

Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP)


Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP) atau dikenal dengan singkatan PPIK (Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada) terselenggara berkat kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Kanada. Pada tahun 1971 terciptalah CWY (Canada World Youth) yang mendanai dan mengelola ICYEP di Kanada. Indonesia sendiri telah bergabung bersama CWY dan menjadi bagian darinya pada tahun 1973. Di Indonesia, ICYEP dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga ( KEMENPORA).

Peserta ICYEP berjumlah 54 orang : 27 peserta berasal dari berbagai perwakilan dari provinsi di Indonesia dan 27 peserta berasal dari berbagai daerah di Kanada. ICYEP dibagi kedalam 3 group. Masing-masing group terdiri dari 18 peserta. 9 peserta dari Indonesia dan 9 peserta dari Kanada. Penempatan group itu sendiri yaitu : Hallifax-Depok , Charlottetown-Cikandang, dan Truro-Sei gohong. Sedangkan masing-masing group dipimpin oleh 2 supervisor. 1 supervisor dari Kanada dan 1 supervisor dari Indonesia. Tahun 2013, berdasarkan hasil seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diadakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan April, peserta atas nama Marina Novita terpilih untuk mewakili Provinsi Sumatera Selatan untuk mengikuti ICYEP.

Para peserta ICYEP dari 27 provinsi yang ada di Indonesia menjalani tahapan Pre Departure Training atau PDT yang diadakan di Jakarta selama 10 hari. Selama PDT peserta diberikan pembekalan materi dari narasumber-narasumber yang kompeten dan sangat menginspirasi , ada juga diskusi kelompok yang dibimbing oleh para alumni ICYEP yang juga sekaligus sebagai panitia pelaksana dan mendapatkan kepercayaan penuh dari kemenpora untuk mempersiapkan peserta dalam menjalani program selama 6 bulan. Peserta juga diberikan arahan dan bimbingan dari alumni ICYEP untuk mempersiapkan keterampilan kebudayaan seperti menari tarian daerah dan menyanyi lagu-lagu daerah di Indonesia untuk diperkenalkan , dipromosikan dan nantinya akan ditampilkan dalam kegiatan Culturural Performance yang digelar pada saat farewell party baik di Kanada maupun di Indonesia.

ICYEP dibagi menjadi 2 Fase, yang mana selama 3 bulan berada di Fase Kanada dan 3 bulan berikutnya berada di Fase Indonesia. Seperti yang telah disebutkan di atas, masing-masing group mendapatkan penempatan yang berbeda. Seperti Group Truro-Sei gohong yang merupakan penempatan perwakilan dari provinsi Sumsel,Marina, pada Fase Kanada berada di Truro yaitu kota kecil yang merupakan bagian dari Nova Scottia, sedangkan di Fase Indonesia berada di Desa Sei Gohong yang merupakan desa kecil bagian dari provinsi Kalimantan Tengah,Palangkaraya.

Tujuan dari ICYEP itu sendiri adalah menambah pengetahuan dn wawasan global bagi pemuda, menambah jaringan internasional bagi pemuda dan organisasi nya, menjadi wadah bagi pemuda Indonesia untuk menyampaikan gagasan pada forum internasional, meningkatkan citra pemuda indonesia di kancah internasional, serta mempromosikan budaya dan pariwisata daerah dan indonesia.

Ada beberapa bagian kegiatan yang dilaksanakan para peserta ICYEP selama 6 bulan program berlangsung:

1. VOC.

Kegiatan ini merupakan latihan bagi para peserta baik peserta dari Kanada maupun Indonesia yangmana sama halnya dengan PDT yang dilaksanakan oleh peserta Indonesia di Jakarta. Namun, disini para peserta sudah mulai berkenalan satu sama lain,memahami makna Culture Shock,beradaptasi terhadap lingkungan,cuaca,bahasa,makanan dan lain sebagainya. Disini para peserta tinggal bersama di daerah yang bernama Tatamagouche. Dan setiap kamar terdiri dari 4 peserta.2 peserta Indonesia dan 2 peserta Kanada. Hidup seperti asrama namun enjoy. Para peserta selama 5 hari dibekali berbagai pengetahuan tentang program dan peraturan-peraturan yang harus ditaati selama program. Disini, para peserta diberitahu siapa counterpart yang akan hidup dan tinggal bersama selama 6 bulan program.

2.Workplacement.

Di Fase Kanada, Para peserta mempunyai tempat kerja di instansi-instansi terkait sesuai dengan minat dan keahlian. Namun, karena ini program volunteer, maka para peserta kebanyakan mendapatkan workplacement di bidang-bidang sosial. Seperti misalnya Marina mendapatkan workplacement di Colchester Community Workshop yang mana instansi tersebut mempunyai berbagai usaha seperti penjualan barang bekas,cafe,bengkel yang pekerjanya itu sendiri merupakan orang orang cacat yang diberdayakan agar dapat bekerja dan digaji dengan Upah Minimum. Tidak hanya itu,para peserta lain juga ada yang bekerja dengan orang-orang yang keterbelakangan mental,sosial issue,ada juga yang bekerja sebagai guru pendamping di Elementery School dan lain sebagainya. Sedangkan di Fase Indonesia, para peserta tidak mempunya tempat kerja yang pasti, namun projek-projek yang dipilih sesuai minat dan bakat peserta. Misalnya,menjadi guru bahasa Inggris dan Perancis di SD, guru literasi,guru seni bagi anak-anak di desa.

3. EAD (Educational Activity Day).

Ini merupakan pembelajaran bagi para peserta mengenai topik yang dipilih. Diadakan satu kali dalam satu minggu. Para peserta bersama counterpart masing-masing memilih topik yang akan dibahas dan diajarkan kepada peserta lain.di Fase Kanada, Misalnya Marina,memilih topik Healthy Life. Dalam 1 hari tersebut Marina dan Counterpartnya,Maddie Bennet,mengorganized apa saja kegiatan yang akan dilakukan sebagai pembelajaran.Mulai dari check in,energizer,video,narasumber,sampai kesimpulan kegiatan. Sedangkan di Fase Indonesia topik yang dipilih adalah Lokal Infrastruktur dan juga Magic.Kegiatan ini berlangsung dari jam 09:00 pagi sampai 04:00 sore.

4. Host Family.

Para peserta tinggal dan hidup bersama keluarga angkat. Peserta dan counterpartnya biasanya tinggal dalam satu kamar bahkan 1 kasur. Mereka harus beradaptasi dengan keluarga angkat masing-masing, dan mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh orang tua angkat. Misalnya di Fase Kanada,Marina mendapatkan hostfamily dengan 9 anak namun hanya ada 1 saudara laki-laki yang masih tertinggal disana. Mereka adalah keluarga vegetarian yang setiap harinya makan-makanan vegan. Sedangkan di Fase Indonesia, Marina dan counterpartnya tinggal dengan banyak anggota keluarga dalam 1 rumah,yaitu 3 saudara perempuan,1 saudara laki-laki dan 3 orang keponakan. Mereka tinggal dan hidup bersama seperti sudah menjadi bagian dari keluarga.

5. Culture Performance.

Para peserta terutama peserta Indonesia menunjukkan dan menampilkan berbagai kesenian daerah Indonesia. Seperti tari-tarian dan lagu-lagu daerah. Orang-orang Kanada datang dan membeli tiket culture show tersebut dengan harga per orang 10 dollar Canada ( CAD ). Menyiapkan berbagai masakan khas Indonesia seperti nasi goreng,rawon,rendang,bakwan,sop ayam dan lain sebagainya. Seperti group Truro-Sei Gohong, nama dari Culture Show tsb yaitu “Semalam di Indonesia” sedangkan nama Culture Show di Fase Indonesia yaitu “Festival Sei Gohong”. Namun di Fase Indonesia agak berbeda, peserta juga melibatkan anak-anak atau community dari masyarakat setempat untuk dapat berkontribusi dalam mengisi acara.

Ship for SouthEast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP)


SSEAYP (Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program) atau Kapal Pemuda Asia Tenggara Jepang, adalah program pertukaran budaya dan persahabatan antara pemuda Asia Tenggara (Indonesia, Vietnam, Thailand, Laos, Singapura, Myanmar, Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina)  dan Jepang melalui sebuah pelayaran dengan kapal pesiar bernama “Nippon Maru” mengunjungi Jepang dan beberapa negara ASEAN. Program ini disupport langsung oleh Cabinet Office Jepang dengan tujuan utama untuk mempererat persahabatan (networking) di antara para pemuda, memperdalam pemahaman antar budaya dan memajukan kerjasama international di berbagai bidang.

Program ini dimulai pada tahun 1974 oleh pemerintah Jepang, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philippina yang selanjutnya diikuti oleh semua Negara ASEAN.

Peserta program tahun berjumlah 330 dari 10 negara ASEAN dan Jepang, masing – masing negara berjumlah 28 peserta / Participating Youth/PY (14 putra dan 14 putri) serta 1 pendamping / National Leader (NL). Kecuali Jepang yang berjumlah 40.

Program ini dilakukan selama beberapa hari, dengan 2 kelompok kegiatan utama yakni On board Activity (Program di dalam kapal selama berlayar) dan Country Program (program selama berada di Negara yang disinggahi).

On Board Activity / selama berada di kapal, peserta yang kemudian disebut PY (Participating Youth) melakukan banyak kegiatan persahabatan dan kebudayaan. Peserta dibagi menjadi grup diskusi (Discussion Group) dengan tema – tema tertentu untuk membahas permasalahan di Negara Jepang – ASEAN serta solusinya. Peserta juga dibagi menjadi grup solidaritas (Solidarity Group) dan melakukan berbagai kegiatan menarik seperti games guna mempererat persahabatan diantara semua peserta. Lalu ada kegiatan klub (Club Activity) dimana peserta belajar dan mengajari kebudayaan masing – masing negara, mulai dari permainan alat musik, tari – tarian, membuat kerajinan tangan, mencoba baju adat negara, upacara adat dan sebagainya. Dan tidak kalah pentingnya adalah malam presentasi nasional (National Presentation) dimana satu negara akan melakukan pertunjukan budaya negaranya malam ini dalam satu aula besar di kapal bernama Dolphin Hall.

Country Program / selama berada di negara tujuan, peserta disambut oleh pemerintah negara, melakukan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah dan berinteraksi langsung dengan pemuda setempat seperti mahasiswa. Peserta kemudian tinggal selama beberapa hari dengan orang tua angkat mereka dan belajar cara hidup masyarakat setempat.

1. Onboard Activites (Kegiatan di dalam kapal selama perjalanan)
Di dalam on borad activities, berbgai kegiatan dijalankan oleh para participating youth (PYs), diantaranya:

  • Discussion Group: PYs akan dibagi dalam beberapa kelompok sesuai tema diskusi yang paling diminiati. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta mampu menambah pengetahuan dengan saling berbagi informasi bersama peserta dari negara-negara lain.
  • Solidarity Group Activities: PYs akan dikelompokkan dalam sebuah tim (disebut Solidarity Group, atau lebih dikenal sebagai SG) yang beranggotakan peserta program dari negara-negara yang berbeda. Mereka akan berbaur serta berinteraksi sambil melaksanakan serangkaian kegiatan selama kapal berlayar. Melalui kegiatan kelompok semacam ini peserta diharapkan dapat memperoleh wawasan serta pemahaman antarbudaya yang lebih kuat. 
  • Club Activities: Dalam kegiatan ini, perwakilan dari masing-masing negara peserta diberikan kesempatan untuk dapat saling berbagi pengetahuan kebudayaan (cultural knowledge) mereka dengan mengajarkan dan mempertunjukkan kepada peserta dari negara-negara lain. Melalui kegiatan ini pandangan peserta diharapkan dapat menjadi lebih luas dengan mengetahui berbagai bentuk aktualisasi kebudayaan bangsa-bangsa lain yang selama ini mungkin belum banyak terpaparkan.
  • Pertunjukan dan Pameran Kebudayaan (National Presentation): Pada kegiatan ini setiap negara peserta program akan diberikan kesempatan untuk dapat menampilkan seluruh kekayaan kebudayaannya yang dilaksanakan di salah satu hall yang ada di Kapal Nippon Maru yang dinamakan Dolphin Hall. Acara ini dilaksanakan pada malam hari di kapal, sehingga juga disebut malam pemenatasan budaya. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan favorit yang mendapatkan banyak perhatian dan sorotan. 

2. Country Program Country program dilaksanakan pada saat kapal berlabuh di negara-negara yang disinggahi. Kegiatan dalam country program bentuknya cukup beragam, bergantung pada pengaturan (arrangement) oleh panitia lokal di negara yang disinggahi. Secara tipikal, sebuah Country Program akan mengambil bentuk-bentuk kegiatan antara lain sebagai berikut:
  • Welcome Ceremony: Merupakan upacara penyambutan resmi saat kapal berlabuh dan seluruh peserta akan disambut oleh panitia lokal untuk selanjutnya menjalankan serangkaian aktivitas dalam Country Program.
  • Courtesy Calls: Merupakan kunjungan resmi ke berbagai institusi pemerintah. Umumnya PYs ini akan berkunjung dan disambut secara resmi oleh kepala negara yang bersangkutan.
  • Institutional Visits: Dalam kegiatan ini PYs akan dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana masing-masing kelompok akan berkunjung ke berbagai institusi pemerintah maupun swasta serta beberapa tempat menarik lainnya (misalnya: studio televisi atau institusi media, universitas setempat serta sejumlah obyek wisata).
  • Interaction with Local Youth: Dalam kegiatan ini PYs akan berinteraksi dengan pemuda setempat di negara yang disinggahi dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain forum diskusi serta berbagai keterlibatan dalam kegiatan kepemudaan setempat lainnya
  • Homestay: Dalam kegiatan ini PYs akan tinggal bersama keluarga lokal di negara yang disinggahi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada peserta program untuk dapat merasakan kehidupan sebagaimana layaknya masyarakat setempat. PYs akan diposisikan sebagai anggota keluarga di mana mereka akan ikut serta melaksanakan ritual harian sekaligus menjalankan berbagai kebiasaan setempat. Diharapkan melalui kegiatan ini PYs mampu mengembangkan kemampuan berinteraksi sosial lintas budaya yang lebih kuat sekaligus menanamkan nilai-nilai persahabatan dan perdamaian
  • Farewell dan Send-Off Ceremony: Sebagai penutup kegiatan Country Program, PYs akan dilepas dalam sebuah upacara perpisahan sekaligus pelepasan untuk kembali berlanjut berlayar.

Indonesia - Korea Youth Exchange Program (IKYEP)


Indonesia - Korea Youth Exchange Program (IKYEP) adalah pertukaran pemuda resmi di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) dan Ministry of Gender & Equity (MOGEF) Korea Selatan. MOU antara kedua negara telah ditandatangani pada tahun 2009, setahun setelahnya, program pertukaran IKYEP dimulai pada tahun 2010.


Program ini memiliki peran strategis dalam rangka membangun persahabatan dan saling pengertian antara pemuda dari kedua negara. Setelah sukses dari lima tahun pertama program pertukaran, kami menyambut pemuda Indonesia untuk ikut serta tahun ini. Kedua belah pihak akan bertukar setiap tahun untuk jangka waktu dua puluh hari, sepuluh hari fase Korea dan sepuluh hari fase Indonesia dalam berbagai aktivitas berbagi pengetahuan sosial, pendidikan dan kebudayaan.


TUJUAN UMUM
  • Untuk memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara pemuda kedua negara;
  • Untuk memperluas kesempatan bagi pemuda untuk memperdalam pemahaman tentang budaya, adat, dan sosial ekonomi kedua negara;
  • Untuk mengembangkan rasa nasionalisme;
  • Untuk membangun toleransi dan kreativitas.

TUJUAN KHUSUS
  • Untuk lebih bertanggung jawab, dewasa dalam pemikiran dan perilaku;
  • Untuk mengembangkan rasa nasionalisme dalam masyarakat global;
  • Tajam dalam pemikiran dan kreatif;
  • Untuk mengembangkan toleransi dan adaptif dalam keragaman alamat.
 
Blogger Templates